Dokumen WikiLeaks Geger, Amerika Punya Nuklir di Belanda!

Dokumen WikiLeaks
Geger, Amerika Punya Nuklir di Belanda!
Selasa, 30 November 2010 | 07:47 WIB
wikileaks
RAHASIA - Kalimat dalam dokumen diplomatik yang dirilis WikiLeaks dan menunjukkan Amerika Serikat memiliki senjata nuklir di Eropa, tepatnya di Jerman, Belanda dan Belgia.
TERKAIT:

* WikiLeaks Juga Bisa "Pukul" Belanda
* WikiLeaks Tetap Rilis Dokumen Rahasia AS

KOMPAS.com — Situs WikiLeaks bikin geger lagi dengan rilis terbarunya yang masih terkait pembongkaran dokumen rahasia diplomatik secara bertahap.
Penarikan senjata nuklir dari Jerman dan mungkin dari Belgia dan Belanda bisa sangat mempersulit secara politik bagi Turki untuk mempertahankan cadanganya sendiri.
-- Duta Besar AS untuk Jerman Philip Murphy

Kali ini, Senin (29/11/2010), organisasi yang didirikan Julian Assange itu merilis informasi sensitif soal proyek senjata nuklir Amerika Serikat di Eropa.

Itu terungkap lewat memo dari Duta Besar AS untuk Jerman yang diunggah WikiLeaks pada laman ini.

Dalam sebuah diskusi tentang penarikan senjata AS dari Eropa, memo tersebut menyatakan: "Penarikan senjata nuklir dari Jerman dan mungkin dari Belgia dan Belanda bisa sangat mempersulit secara politik bagi Turki untuk mempertahankan cadangannya sendiri."

Memo itu ditulis oleh Duta Besar AS Philip Murphy pada November 2009. Kerajaan tidak pernah menyatakan bahwa nuklir tersebut berada di negeri Belanda.

Anggota Parlemen dari Partai Sosialis Belanda, Harry van Bommel, mendesak pemerintah agar tidak lagi diam, dan mengakui keberadaan nuklir tersebut.

Menurut koran Volkskrant, WikiLeaks memiliki 3.021 memo yang dikirim oleh Duta Besar AS di Den Haag, tetapi belum dipublikasikan.

Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Belanda tahun 2003-2007, Ben Bot, sudah merasa bahwa dokumen yang dibocorkan WikiLeaks itu akan menjadi pukulan telak bagi diplomasi Amerika

Arab dan Israel Berkolaborasi

Bocoran dokumen rahasia lewat situs Wikileaks terus menguak apa yang dilakukan para pemimpin Arab. Disebutkan, telah terjalin hubungan diplomatik rahasia cukup intensif antara negara-negara Arab Teluk dan Israel.

Negara-negara Arab Teluk di permukaan tampak sebagai musuh klasik Israel. Namun, Arab ternyata melakukan tukar-menukar informasi intelijen dengan Israel, khususnya menyangkut isu Iran.

Sebuah kawat diplomatik tahun 2009 mengungkapkan soal pertemuan diplomatik rahasia tingkat tinggi antara Israel dan Arab Saudi, Qatar, Kesultanan Oman, dan Uni Emirat Arab (UEA).

Para diplomat negara Arab Teluk itu meminta bantuan secara rahasia kepada Israel untuk menyampaikan surat mereka kepada Amerika Serikat agar Washington bersikap lebih keras terhadap Iran.

Kawat diplomatik tertanggal 19 Maret 2009 mengungkapkan, Deputi Dirjen Departemen Luar Negeri Israel Yaacob Hadash menyampaikan kepada salah seorang diplomat AS bahwa negara Arab Teluk menyadari nilai peran yang bisa dimainkan Israel karena kekuatan hubungan dengan AS.

Ditambahkan, negara Arab Teluk juga mengakui kemampuan diplomasi maupun militer Israel untuk menghadapi Iran.

Dokumen rahasia itu menyebutkan, adanya hubungan pribadi yang kuat antara mantan Menlu Israel yang kini Ketua Partai Kadima Tzipi Livni dan Menlu Uni Emirat Arab Sheikh Abdullah bin Zayed al-Nahyan.

Bocoran dokumen rahasia itu mengungkapkan pula, Presiden Yaman Ali Abdullah Saleh menawarkan kepada AS untuk membuka pintu negaranya guna memburu pengikut Al Qaeda. Presiden Ali Abdullah Saleh mengakui membohongi rakyatnya menyangkut serangan rudal AS terhadap sasaran Al Qaeda di negaranya pada bulan Desember 2009.

Abdullah Saleh saat itu mengatakan kepada publik Yaman bahwa serangan rudal itu dilakukan pasukan Yaman, bukan AS. Padahal, AS-lah yang menembakkan rudal itu.

Disebutkan pula, Mesir mengancam akan berusaha memiliki senjata nuklir jika Iran memiliki senjata nuklir. Mesir juga memutuskan untuk merancang perekrutan agen-agen untuk disusupkan ke Iran bila Iran menyusupkan agen-agennya ke Mesir.

China dicurigai
Bocoran dokumen rahasia itu juga mengungkapkan, Pemimpin Libya Moammar Khadafy membuat kekalutan terkait nuklir selama satu bulan pada tahun 2009. Pasalnya, dia menunda pengangkutan uranium yang sudah diperkaya ke Rusia. Saat itu Khadafy menolak memberikan izin bagi pesawat Rusia, yang akan mengangkut bahan uranium, mendarat di Bandara Tajoura, Libya. Karena itu, uranium tersebut dibiarkan begitu saja di bandara dan hanya dijagai seorang tentara.

Tindakan Khadafy tersebut merupakan balasan atas keputusan AS yang melarang pemimpin Libya itu membangun kemah di New York sebagai tempat kediamannya. AS juga menolak keinginan Khadafy untuk mengunjungi tempat terjadinya serangan 11 September 2001. Ketika itu Khadafy menghadiri acara pertemuan PBB di New York, AS.

Diungkapkan pula, kaum oposisi di Mauritania merancang aksi pembunuhan terhadap presiden negara itu, Mohamed Ould Abdel Aziz. Kaum oposisi itu meminta bantuan AS dan Israel untuk melaksanakan pembunuhan tersebut.

Dalam dokumen rahasia itu juga disebutkan, Presiden Aljazair Abdel Aziz Bouteflika pada tahun 2007 menyatakan, Perancis sesungguhnya tidak menerima kemerdekaan Aljazair pada tahun 1962. Karena itu, kata Presiden, Perancis kini berusaha melakukan balas dendam dengan mendukung Maroko soal isu Sahara Barat. Bouteflika menandaskan, Perancis tidak bisa memainkan peran konstruktif soal konflik Sahara Barat dan hanya AS yang bisa membantu mencari solusi atas konflik tersebut.

Dikatakan pula, Rusia gagal membeli teknologi pesawat tanpa awak dari Israel dengan nilai transaksi 1 miliar dollar AS. Ini didorong oleh kekhawatiran Israel soal kemungkinan jatuhnya teknologi pesawat itu ke tangan China.

Terkait China, dokumen di Wikileaks juga menyebutkan bahwa situs Google diperintahkan oleh otoritas China untuk diserang. Satu isi memo yang dikirimkan diplomat AS yang bertugas di Beijing ke Washington menyebutkan, perintah itu datang dari Komite Utama Politbiro, salah satu alat penting Partai Komunis China.

WikiLeaks Rilis Daftar Lokasi Vital

WikiLeaks merilis satu daftar rahasia situs-situs infrastruktur utama di seluruh dunia, yang jika hilang atau diserang teroris, menurut Departemen Luar Negeri, bisa "berdampak kritis" bagi keamanan AS.

Kawat dari Departemen Luar Negeri AS pada Februari 2009 meminta misi luar negeri AS untuk mendaftar infrastruktur dan sumber-sumber kunci di seluruh dunia, "yang jika hilang dapat sangat mempengaruhi kesehatan masyarakat, keamanan ekonomi serta/atau keamanan nasional dan tanah air Amerika Serikat". Kawat itu berisi daftar kabel-kabel bawah laut, komunikasi-komunikasi kunci, pelabuhan-pelabuhan, sumber-sumber mineral, dan kepentingan-kepentingan strategis perusahaan di negara-negara, mulai dari Austria hingga Selandia Baru.

Wikileaks Simpan Data Rahasia soal UFO

Julian Assange, pendiri Wikileaks, menjalani sesi wawancara dengan publik lewat situs The Guardian pada hari Jumat (3/12/2010). Dalam sesi tanya jawab singkat itu, Assange membicarakan tentang visi dan tindakan Wikileaks ke depan dan ancaman pada dirinya.

Seorang pewawancara menanyakan dalam sesi tanya jawab tersebut tentang ada-tidaknya data mengenai UFO atau kehidupan di luar bumi. Assange menjawab dengan menyatakan bahwa Wikileaks memiliki data yang belum pernah dirilis terkait dengan unidentifying flying object (UFO). Ia mengatakan, "Banyak yang meng-email kami mengenai UFO."

"Bagaimanapun, dokumen-dokumen itu belum mampu memenuhi dua aturan dari publikasi kami," kata Assange. Aturan publikasi mencakup keaslian dari dokumen tersebut dan dokumen tidak ditulis sendiri oleh pengirim.

"Namun, perlu dicatat bahwa pada bagian Cable Gate yang belum dipublikasikan, benar terdapat referensi mengenai UFO," lanjut Assange. Data Wikileaks ini mungkin saja melengkapi temuan terbaru NASA tentang adanya bakteri arsenik sehingga mampu dijadikan petunjuk adanya kehidupan di luar Bumi.

Sebelumnya, Wikileaks membuat berang Pemerintah AS karena membocorkan 251.187 memo diplomatik dari berbagai kedutaan besar AS di seluruh dunia. Akankah dokumen tentang UFO ini dibocorkan pula?
berbagai sumber
powered by Blogger | WordPress by Newwpthemes | Converted by BloggerTheme